Senin, 04 Januari 2010

Adakah Perubahan

Sudah hampir masanya untuk menutupi tirai tahun 2009 dan sudah bertukarnya tahun 1430 hijriyyah kepada 1431 hijriyyah, seiring perubahan yang berlaku, begitu banyak peristiwa yang terjadi tanpa mengira ruang dan waktu, masa berjalan bagaikan pedang yang menghayun tiada perasaan, merasakan setahun yang tiada terasa. Tahun baru kian menjelma, adakah dengan perubahan tahun ini, kita akan mengalami perubahan! atau tetap seperti tahun-tahun yang lalu? Adakah perubahan?

Inilah di antara persoalan penting dalam menilai diri kita sejauh mana kita akan berubah dalam menjalani kehidupan kita sehari-hari. Masihkah kita ingin berada di tempat lama tanpa menginjak ke tempat baru. Kita masih ingin meneruskan perjuangan. Akan tetapi, adakah perjuangan kita hanya menggunakan perancangan yang sama? Tentu tidak bukan? Jika perancangan masih tetap sama, tidak di "update", maka banyak kelemahan akan dijumpai jika kita mentelitinya kembali. Ibarat antivirus, jika tidak di update, maka akan terjadilah kelemahan sistem yang menyebabkan virus-virus yang tidak kita ingini masuk ke dalam sistem komputer kita.

Sudah pastinya, kita sering mendengar tentang kisah-kisah nabi junjungan kita, Muhammad SAW, yang mana kebanyakkan umat islam pasti tahu tentang peristiwa hijrah Nabi SAW. Mengapakah Rasulullah SAW berhijrah ke Madinah, adakah beliau tidak mampu menentang kaum kafir Quraisy? Atau baginda melarikan diri kerana tertekan? Tentu tidak bukan? Kerana hijrah ini adalah perintah dari Allah SWT, Kita lihat kehidupan baginda bersama sahabat-sahabatnya di Mekah dan Madinah. Jauh berbeza dengan kehidupan di Mekah,. Pastinya jika mereka tidak berhijrah, pasti islam tidak akan berkembang dan malah, akan hilang tanpa peneraju seterusnya.
Telah dinyatakan dalam hadis tentang hijrah: Dari Amirul Mu'minin, Abi Hafs Umar bin Al Khottob radiallahuanhu, dia berkata: Saya mendengar Rasulullah bersabda : Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan.
(Riwayat dua imam hadis, Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Al Mughirah bin Bardizbah Al Bukhori dan Abu Al Husain, Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al Qusyairi An Naishaburi dan kedua kitab Shahihnya yang merupakan kitab yang paling shahih yang pernah dikarang).

Hadis di atas telah menguatkan erti perubahan atau hijrah yang di tuntut dalam islam. Jika kita lihat pada di awal sabda nabi SAW, "Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung pada niatnya.", Jadi di sini, menyatakan perubahan itu bermula dari dalam diri. Kerana, tiada siapa yang boleh mengubah diri kita melainkan diri kita sendiri sebagai makhluk yang mempunyai akal. Allah juga telah berfirman, " Tidaklah aku mengubah sesuatu kaum melainkan dia mengubah dirinya sendiri." Siapa lagi kita mahu ubah diri kita melainkan diri kita,. Jatuh bangunnya, malas rajinnya dan meniti lembah kejayaan dan kehancuran adalah atas diri sendiri, bukan orang lain.

Meskipun begitu, semuanya berpunca dari hati. Hati ibarat sang Raja yang memerintah negaranya. dan Negara itu ibarat anggota tubuh badan kita. apabila hati itu baik, maka baiklah seluruh anggota badannya, jika sebaliknya, maka banyak tercadi kehancuran pada tubuh badannya. Yang saya maksudkan di sini adalah, perilaku atau perbuatannya dalam menggunakan anggota pada badannya. Sifat Mazmumah pasti menjadi sifatnya dalam kehidupan sehari-hari.


Untuk mendidik hati, kita perlulah mendidiknya dengan tarbiyyah, dan dengan kesabaran. Untuk menuju kepada perubahan, mestilah dengan bertahap. Yang mana ada kelemahan dalam diri kita, itu yang kita perbaiki. Dengan syarat, bertahap. Perubahan itu mestilah di sertai dengan lonjakan kesedaran hati, yang mana dengan lonjakan itu, kita yakin kita pasti berubah. Tetapi dengan mengungkapkan kalimah, "Insya Allah" kerana Allah telah berfirman dalam surah al-Kahfi ayat 23 dan 24 yang bermaksud:
"Dan janganlah sekali-kali kamu mengatakan terhadap sesuatu itu " Aku pasti melakukannya itu pada besok pagi". Kecuali dengan mengatakan "Insya Allah". dan Ingatlah Tuhanmu apabila engkau lupa dan katakanlah, "Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepadaku agar aku lebih dekat kebenarannya daripada ini."
Di lihat dari konteks ayat ini, Allah telah mengajarkan kita supaya berkata atau apabila lupa dan lalai:
"Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepadaku agar aku lebih dekat kebenarannya daripada ini."

Jadi peubahan itu seiring dengan bertambahnya ilmu, jika kita sedar apa itu tujuan hidup, erti hidup dan untuk apa kita hidup, maka, maka pasti kita kan menyedari hakikat sebenar penciptaan kita. Berubahlah menjadi seorang mukmin,. Berubahlah jika anda seorang yang mahu menjadi muslim. Bangkitlah dari lenamu. Allah masih kan bersamamu.

By:
Hafizul Hakimi
Jurusan Aqidah Dan Filsafat,
Fakultas Ushuluddin
IAIN ar-Raniry
http://hafizulhakimi.blogspot.com

0 komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger
 

Sahabat LDK Ar-Risalah

Terkini Palestinaku

LDK Ar-Risalah Copyright © 2009 WoodMag is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template