BIL | PERKARA | TINDAKAN |
1 | Ibadah yang betul (SHAHIHUL IBADAH) | · Sentiasa memperbaiki amalan. · Mengetahui halal dan haram. · Bersederhana dalam urusan kehidupan sehari-hari. |
2 | Akhlaq yang mantap (Matinul Khuluq) | · Akhlak Rasulullah SAW. · Sensitif dan peka. · Tegas · Benar dalam kata-kata dan perbuatan · Berlumba-lumba dalam kebajikan. |
3 | Berpengetahuan luas. (Muthaqqafal Fikri) | · Tahu berita dunia Islam, dan umum. · Bersumberkan al-Quran dan Hadis dan ulama’-ulama’ yang thiqoh. · Banyak membaca dan menulis. · Memiliki perpustakaan sendiri. · Pakar dalam bidang yang di ceburi. · Membaca al-Quran dengan baik dan mentadabburinya. · Sentiasa belajar sejarah · Kuasai kemahiran terkini. |
4 | Mampu melawan nafsu. (MUJAHADAH ALAN-NAFS) | · Ingat janji dan amanah, serta berazam dengan kuat. · Pelihara diri dari maksiat dan kelalaian. |
5 | Tersusun dalam urusan. (MUNAZZAMUN FI SYU’UNIHI) | · Tidak menangguhkan kerja. · Tidak tergopoh-gopoh. · Buat kerja sebaik mungkin. · Bijak letak “priority” kerja. · Menjaga penampilan. · Berdisiplin. |
6 | Kuat Tubuh Badan. (Qawiyyah al-Jism) | · Pemeriksaan kesihatan. · Diet seimbang, makan sekadarnya. · Bersukan. · Tidur optimum · Menjaga kebersihan |
7 | Mampu berusaha. (Qadiran ‘ala Kasbi) | · Bersikap ihsan dalam bekerja. · Ada simpanan. · Menjauhi riba dalam setiap lapangan. · Menjauhi kemewahan apatah lagi pembaziran. · Tidak mengharap kepada orang lain. |
8 | Berguna untuk orang lain. (Nafi’un li ghairihi) | · Mahukan kebaikan kepada orang lain. · Penuhi hak orang lain. (ibu bapa, sahabat dan jiran) · Membantu orang yang memerlukan. · Multi skill · Sedia terima dan memberi kritikan. · Bergaul dengan semua lapisan masyarakat. |
9 | Menjaga waktu (Haarithun ‘ala waqtihi) | · Jaga waktu solat · Berdoa agar diberkati waktu. · Tak lewat ke kelas dan aktviti · Isi waktu dengan mengingati Allah. |
10 | Aqidah yang sejahtera. (Salimul aqidah) | · Sentiasalah muraqobah kepada Allah. · Mengingati akhirat. · Memperbanyakkan nawafil dan zikir. · Menjaga kebersihan hati. · Menjauhi dosa dan syubhat |
Senin, 08 Februari 2010
10 Muwasafat Muslim.
Sabtu, 30 Januari 2010
Rabuiul Awal- Kelahiran Nabi Akhir Zaman.
Bulan Rabi'ul Awal merupakan bulan yang sangat mulia bagi kaum muslimin. Di bulan inilah terlahir seorang yang sangat dibanggakan dan dicintai oleh umat islam di seluruh dunia.
Dia membawa wahyu Allah SWT untuk menyelamatkan umatnya dari kegelapan dunia menuju ke jalan yang terang benderang sebagai bekal untuk ke akherat nanti. Dialah Rasulullah "Muhammad SAW". Seorang yang sangat menyayangi umatnya hingga di akhir hayatnyapun mengucapkan "Umatku...umatku...". Dialah satu-satunya yang dapat memberi syafa'at kepada manusia di hari yang sangat berat itu. Dialah yang bersujud kepada Allah SWT untuk umatnya dan berkata "Ana Laha...Ana Lahaa.." sehingga Allahpun bersabda: " Irfa' yaa Muhammad...Isyfa' tusyaffa'...?" .
Wahai saudaraku...! pantaskah bilamana kita menyepelekan bulan ini? Pantaskah kita jika bulan ini terlewati sedang kita dalam keada'an lalai? Pantaskah seorang yang mengaku mencintai Rasulnya dan berkeinginan untuk mendapatkan syafa'at di alam kubur ketika ditanya oleh Munkar Nakir : siapa nabimu? berharap untuk bisa menjawabnya. Pantaskah seorang mukmin ingin mendapat syafa'atnya ketika sedang kebingungan, kepada siapakah aku meminta syafa'at sa'at tidak diterima satupun syafa'at nabi-nabi lain di hari kiyamat nanti sedangkan dia tak kenal Rasulullah SAW. Sungguh sangat jauh harapan itu.
Wahai saudaraku...! di bulan inilah Rasul kita Muhammad SAW dilahirkan, akan tetapi mungkin terlintas dalam pikiran kita sebuah pertanya'an: "Mengapa Rasulullah SAW tidak dilahirkan di bulan lain yang lebih barakah? Mengapa tidak dilahirkan di bulan lain seperti Ramadhan, dimana Allah SWT menurunkan Al-Qur'an dan dihiasi dengan Lailatul Qadar? Atau disalah satu dari bulan-bulan haram lainnya seperti Dzulhijjah, Dzulqa'dah, Muharram atau Rajab (Asyhur Alhurum) yang telah diagungkan oleh Allah SWT dimana di situ diciptakan langit dan juga bumi? Atau di bulan Sya'ban dimana di situ terletak malam Nishfu Sya'ban ? Mengapa dilahirkan di hari senin bulan Rabi'ul Awal?
Lahirnya Rasulullah SAW di hari senin tanggal dua belas Rabi'ul Awal bukanlah suatu kebetulan atau tanpa hikmah dan faidah tertentu. Akan tetapi di situ terdapat hikmah tersendiri yang jika seorang muslim meyakininya, niscaya akan menambah kecinta'anya kepada beliau. hikmah tersebut adalah:
Pertama : di sebuah Hadist disebutkan bahwa "Allah SWT menciptakan pepohonan dihari senin ". Hadist ini merupakan peringatan yang sangat muliya bagi umat Islam yaitu Bahwa: " Allah menciptakan bahan makanan, Rizki, buah-buahan dan kebaikan-kebaikan yang dengan itu anak Adam berkembang biyak dan bertahan hidup serta membuat hatinya senang melihatnya, adalah agar mereka lega dan tenang untuk mendapatkan sesuatu yang membuatnya hidup sesuai dengan hikmah Allah SWT. Maka dengan lahirnya Rasulullah SAW di hari itu, itu adalah sebagai keceriya'an dan kebahagian untuk semua (Qurratui 'uyun), dan tidak diragukan lagi bahwa hari senin adalah hari yang penuh barakah dan menjadi barakah karena kelahiran seorang Rasul yang muliya. Beliau telah ditanya tentang hari ini kemudian menjawab: "Hari itu adalah hari dimana aku dilahirkan".
Kedua : Lahirnya Rasulullah SAW dibulan Rabi' merupakan isyarat yang sangat jelas bagi orang yang cerdas dan mengerti tentang asal mula kalimat Rabi' , yaitu bahwa dalam kalimat tersebut terdapat makna optimis atas datangnya sang pembawa kabar gembira bagi umatnya.
Syeikh Abdur-rahman As-shoqli mengatakan: "Setiap nama seseorang mempunyai peran dalam kehidupannya, baik dalam segi perorangan atau yang lain. Di Fashl Arrabi' Bumi mengeluarkan semua isinya dari berbagai nikmat-nikmat Allah SWT serta Rizki-rizki-Nya yang di situ terdapat kemaslahatan seorang hamba, dan dengan itu seorang hamba bisa bertahan hidup, serta di situlah kehidupan mereka berlangsung. Sehingga terbelahlah biji-bijian, serta berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang telah ditentukan di situ, sehingga orang yang memandangnya menjadi senang dan ke'ada'annya-lah yang memberikan kabar gembira akan kedatangan waktu masak dan memetiknya. Di sini terdapat isyarat yang sangat agung atas mulainya berbagai nikmat Allah SWT".
Maka kelahiran Nabi Muhammad SAW di bulan ini adalah sebagai isyarat yang sangat nyata dari sang pencipta agar kita mengagungkan dan memujinya karena ketinggian martabat Rasul SAW. Dimana beliau adalah sebagai pembawa kabar gembira bagi semua yang ada di alam semesta, serta rahmat bagi mereka dari berbagai kehancuran dan ketakutan di dunia dan di akherat. Sebagian dari Rahmat Allah SWT yang paling agung yaitu anugrah Allah SWT kepada Rasulullah SAW untuk memberikan hidayah bagi umat islam menuju jalan yang lurus. Sebagai mana dalam firman Allah SWT :
(وَإِنَّكَ لَتَهْدِي إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ ) [ الشورى : 52] .
"Sesungguhnya kamu benar-benar meberi petunjuk kepada jalan yang lurus".
Ketiga : Tidakkah kita melihat bahwa Musim Arrabi' adalah musim yang paling stabil dan paling bagus, karena di situ tidak ada dingin yang sangat mengganggu dan tidak juga panas yang membikin gelisah, di siang dan malamnya tidak terlalu lama. Akan tetapi semua seimbang dan stabil. Dia adalah musim yang terbebas dari penyakit-penyakit seperti di musim gugur, panas, dan dingin. Akan tetapi manusia menjadi segar dan bergairah di musim ini, sehingga malamnya menjadi waktu yang sangat tepat untuk bertahajud, dan siangnya untuk berpuasa. Hal tersebut menyerupai keadaan syari'at islam yang tengah-tengah serta memudahkan bagi umatnya.
Keempat : Allah SWT telah berkehendak untuk menjadikan mulia berbagai tempat dan waktu dengan adanya Nabi, bukannya menjadikan muliya Nabi dengan adanya tempat dan waktu. Maka tempat dan waktu itulah yang mendapatkan kemuliya'an serta keutama'an dan keistimewa'an yang sangat besar dengan kedatangannya Nabiyullah Muhammad SAW .
Memang benar, karena jikalau Rasulullah SAW dilahirkan di bulan Ramadhan contohnya atau di bulan-bulan haram lainnya atau di bulan Sya'ban yang berbarokah; niscaya orang akan menyangka bahwa Nabi menjadi mulia dikarenakan beliau di lahirkan di bulan-bulan tersebut, karena keistimewa'an dan keunggulannya dari bulan-bulan lainnya. Akan tetapi Allah yang Maha Adil telah berkehendak untuk melahirkan baginda Rasul SAW di bulan Rabi'ul Awal, agar bulan ini menjadi mulia dan tampak bersinar terang. Dalam sebuah Sya'ir dikatakan:
وتضوعت بك مسكا بك الغبراء
بك بشر الله السماء فزينت
ومساؤه بمحمد وضاء
يوم يتيه على الزمان
"Karenamu wahai Muhammad, Allah SWT memberi kabar gembira kepada langit hingga diapun berhias.
dan karenamulah, debu-debu kotor menjadi berbau minyak misik".
"Hari dimana dalam keada'an bingung di sebuah zaman, sorenya menjadi terang, di karenakan datangnya Muhammad".
Kejadian bersejarah di bulan Rabi'ul Awal
Bulan ini adalah bulan yang sangat mulia, bagaimana tidak? bulan ini adalah bulan dimana Orang yang sangat mulia di dunia ini dilahirkan. Di bulan ini juga sang pencipta mengambil arwah suci nabi akhiru zaman ini. Kedua kejadian ini adalah kejadian yang sangatlah penting di bulan ini. Bulan yang sangatlah dimuliyakan dengan datangnya sang pembuka pintu kegelapan.
Karena kedua kejadian tersebut adalah kejadian yang sangatlah penting bagi kaum muslimin, kita akan membahasnya disini secara ringkas:
Kelahiran sang baginda Rasul SAW.
Seorang calon ayah pun terpaksa harus meninggalkan kotanya tercinta menuju ke Syam untuk mencari rizki demi menghidupi keluarganya. Sang ibu yang sedang mengandung calon buah hatipun terpaksa merelakan suaminya untuk pergi ke sana. Dengan harapan akan kembali dengan membawa kabar gembira. Abdullah setelah pulang dari Syam, mampir di kota Madinah untuk mengunjungi keluarganya seperti yang diperintahkan bapaknya Abdul Muthalib. Akan tetapi takdir berkata lain, dia sakit di kota ini dan akhirnya meninggal di situ. Air mata Aminahpun menetes tanpa terasa, mengingat calon buah hati yang akan terlahir yatim.
Sebelum Aminah melahirkan sang buah hati, dia selalu bermimpi bahwa sebuah cahaya keluar dari dirinya dan menerangi semua istana di Syam. Setelah datang hari yang telah ditentukan Allah SWT sebagai hari kelahiran sang Nabi SAW yaitu hari senin, hari yang ke dua belas dari bulan Rabi'ul Awal, keluarlah sang baginda Rasul SAW dari perut ibunya, dengan dikelilingi oleh cahaya yang menerangi seluruh istana Syam, dan sang mauludpun bersujud seketika kepada Allah SWT. Dengan tanpa merasakan sakit sedikitpun sang bundapun tersenyum gembira, melihat si buah hati yang di kandungnya telah keluar ke dunia dengan selamat.
Hari berganti hari, bulan berganti bulan, dengan mempunyai tiga ibu yang sangat mencintainya, Muhammad SAW tak lagi merasa bahwa dia terlahir yatim, tanpa ayah yang menyayanginya. Akan tetapi dengan tiga ibu tersebut, sudahlah cukup sebagai pengganti rasa pahitnya keyatiman. Yaitu ibu yang telah melahirkannya, Aminah at-taahirah, dan ibu yang merawatnya, Barkah al-baarrah wal wadud. Serta ibu yang menyusuinya, yaitu Halimah Assa'diyah.
Di tahun yang ke Enam dari kelahirannya, Ibu tercinta mengajak Muhammad untuk berziyarah ke makam ayahnya di Madinah dengan ditemani satu pembantu, dan ingin mengenalkannya dengan saudara–saudaranya dari Bani Najjar. Dan tinggAllah mereka disitu beberapa bulan. Kemudian mereka ingin kembali ke rumah mereka di Makkah. Dan dalam perjalanan sang ibu merasakan sakit yang sngatlah dahsyat. Hingga semua rasa sakit terkumpul menjadi satu dan dia berkata: " semua yang hidup akanlah mati, semua yang baru akan sirna, dan semua yang besar akan rusak, dan saya akan mati dan meninggalkan kenangan yang tak sirna, dan aku telah melahirkan seorang yang sangat suci ". sang ibu pun telah kembali kepada sang pencipta. Dan meninggalkan anaknya sendiri bersama pembantunya menuju kerumah kakeknya dengan membawa kesedihan yang berlipat-lipat.
Setelah sampai kepada kakeknya, kakeknya pun bertambah memperhatikannya, merawatnya lebih dari putra-putranya yang lain, agar cucu tercinta tidak merasakan kepahitan menjadi anak yatim piyatu, dia menyayanginya sebagaimana orang tua menyayangi anaknya.
Dari : http://indo.hadhramaut.info/
Senin, 04 Januari 2010
KAFFAH special edition
KAFFAH special edition for new year.
Tajuk utama: Adakah Perubahan
Harga: RP5000X1
Terbitan: Tim Kreativitas Dan Multimedia (TKMD), Lembaga Dakwah Kampus Ar-Risalah. Institut Agama Islam Negeri Ar-Raniry
Continue Reading...
Tajuk utama: Adakah Perubahan
Harga: RP5000X1
Terbitan: Tim Kreativitas Dan Multimedia (TKMD), Lembaga Dakwah Kampus Ar-Risalah. Institut Agama Islam Negeri Ar-Raniry
SUKSES dengan menguasai Dua Ayat
Cara Hidup yang Sempurna
Islam adalah agama yang lengkap dan Komprehensif. Konsep kesempurnaan ini dikenali sebagai Syumuliyah (menyeluruh) dalam Islam. Hal ini dinyatakan Allah dalam Surah Al-Maidah ayat 3, “Pada hari ini aku sempurnakan agamamu untukmu dan Aku sempurnakan nikmatku ke atasmu dan aku redhai Islam sebagai agamamu”.
Berdasarkan dengan perkara ini, Imam Ibnu Katsir dalam Tafsir Al-Quran Al-Azim berkata, “Ini adalah nikmat yang paling agung yang dikurniakan Allah kepada ummat ini. Apabila Allah menyempurnakan agama ini, umat Islam tidak memerlukan agama lain selain Islam dan mereka juga tidak memerlukan agama lain selain Islam dan mereka juga tidak memerlukan nabi lain (selepas nabi Muhammad)”.
Bagi memperincikan (memperhaluskan) lagi konsep ini, dalam Usul 20 Imam Hassan Al-Banna berkata, “Ajaran Islam adalah menyeluruh mencakupi kesemua bidang (aspek) kehidupan. Islam adalah Negara dan watan atau pemerintah dan ummat. Ia adalah akhlaq dan kekuatan ataupun rahmat dan keadilan. Ia juga adalah pengetahuan dan undang-undang ataupun ilmu dan kehakiman. Islam juga menekankan aspek kebendaan dan harta ataupun usaha dan kekayaan. Disamping itu Islam mementingkan jihad dan dakwah ataupun ketenteraan dan fikrah. Islam adalah akidah yang benar dan ibadat yang sah”.
Oleh sebab Islam sudah lengkap dan sempurna ia tidak menerima sebarang campur aduk dengan sebarang ideologi dan falsafah. Inilah yang Allah maksudkan dalam surah Al-Baqarah ayat 42, “Jangan kamu campuradukkan yang hak dengan yang bathil dan jangan kamu sembunyikan kebenaran sedangkan kamu mengetahui”.
Berhubung dengan ini, Imam Qatadah menegaskan, “Janganlah kamu campuradukkan ajaran Islam dan ajaran Yahudi dan Nasrani sedangkan kamu mengetahui agama yang diterima Allah hanyalah agama Islam”. Hal ini disebutkan dalam al-Asas fi al-Tafsir.
Sumber Ajaran Islam
Ajaran Islam yang sempurna memerlukan sumber yang atuentik. Secara dasarnya sumber ini dikenali sebagai Quran dan Sunah sebagaimana dijelaskan oleh nabi yang bermaksud, “Aku tinggalkan kepadamu dua perkara, jika kamu berpegang teguh dengannya kamu tidak akan sesat selama-lamanya (iaitu) Kitab Allah dan Sunahku”. Hadits ini direkodkan oleh Al-Hakim dan Ibn Abdul Barr daripada Abdullah bin Omar dan direkotkan oleh al-Baihaqi dari Abu Hurairah.
Kedua-dua sumber ini melahirkan peta Islam yang dipenuhi pelbagai jalan yang saling lengkap melengkapi antara satu dengan yang lain. Jalan-jalan ini dikenali sebagai syariat atau peraturan. Ia wajib dilalui dan diikuti oleh kesemua ummat Islam. Berhubung dengan ini Allah menjelaskan dalam surah al-Jatsiah ayat 18, “Kemudian kami jadikan kamu berada diatas satu syariat (peraturan) daripada urusan agama, maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui”.
Apabila syariat itu dipatuhi, ummat Islam akan mencapai hasanah atau kejayaan di dunia dan juga hasanah di akhirat. Sekira ummat berpaling daripadanya, mereka akan mendapat kecelakaan daripada segenap sudut kehidupan. Hal ini telah dinyatakan Allah dalam surah Taha ayat 123 hingga ayat 124 yang bermaksud, “Jika datang kepadamu petunjuk dariKu (Allah), sesiapa yang mengikut petunjukKu dia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Sesiapa yang berpaling dari daripada peringatanku, maka sesungguhnya baginya kehidupan yang sempit dan kami akan menghimpunnya pada hari Kiamat dalam keadaan buta”.
Menghadapi Stress menurut Islam
Seorang muslim yang cemerlang ialah muslim yang Berjaya menghadapi setiap tekanan dalam kehidupan, tidak kira apa jua masalahnya seperti masalah keluarga, kerja, kesihatan , masyarakat dan Negara.
Sejauh mana seseorang itu mampu menghadapi tekanan tersebut, sebanyak itulah ganjaran pahala yang bakal diperolehinya. Semakin besar tekanan yang di hadapinya, semkain besar nilai pahala disisi Allah swt. Iman juga akan bertambah dan berkurang dengan tekanan-tekanan yang dating dan pergi.
Sekiranya tekanan itu tidak di hadapi dengan baik, maka ianya akan memberikan kesan yang buruk ke atas seseorang sama ada dari segi emosi, rohani seta jasmaninya.
Islam melihat punca tekanan lebih kepada kecelaruan dan kelemahan hati,. Hati yang lemah menyebabkan hubungannya dengan Allah semakin rapuh. Seterusnya kehidupannya akan menjadi sempit kerana tidak dapat menemukan jalan keluar terhadap setiap masalah yang di hadapi. Hati akan merasa bahagia apabila merasa dekat dengan Allah. Sebaliknya, hati juga akan sengsara apabila ia ingkar terhadap hokum Allah dan lalai daripada mengingatinya.
Hati merupakan raja bagi struktur badan manusia. Perkara ini di sebut dalam hadis sahih riwayat Bukhari dalam bab Al-Iman bahwa hala tuju manusia sebenarnya adalah di pandu oleh hati. Oleh itu, amatlah penting untuk kita sentiasa memohon kepada Allah swt ketetapan hati kita agar kita sentiasa berada dalam rahmatnya, baik ketika hidup mahupun mati.
BAGAIMANA MENGHADAPI STRES MENURUT ISLAM.
1. MEMBACA AL-QURAN DAN MENTADABBUR MAKNANYA.
Al-Quran merupakan rahmat bagi sekalian alam. Ia adalah cahaya, hidayah dan penyembuh bagi bagi penyakit sama adahati mahupun fizikal. Dengan mentadabbur al-Quran yakni memahami, mendalami dan menghayati isi kandungannya, maka seseorang itu berupaya menenangkan dan menenteramkan hati, fikiran dan jasmani.
2. MEMPERBANYAKKAN TAUBAT DAN ISTIGHFAR
Bertakafur mengenang dosa, merenung segaa nikmat yang Allah berikan kepada kita.
3. TAQARRUB
Mendekatkan diri krpada Allah, mematuhi segala perintahnya dan menjauhui segala larangannya. Cara mendekatkan diri kepada Allah ialah;
Qiamullail: bangun pada tengah malam dengan meninggalkan segala kenikmatan tidur untuk menyembah Allah. Seseorang yang bangun tengah malam semata-mata untuk mengingati Allah, dengan susah payahnyaberwudhuk dan bersolat, maka hatinya akan menjadi tenang dan jasmaninya akan menjadi kuat.
Banyakan berzikir: Mengingati Allah sama ada dengan perkataan, perbuatan dan niat yang dilakukan semata-mata kerana Allah swt. Allah berfirman:” Bukankah dengan mengingati Allah itu, hati-hati kan menjadi tenang.”
4. BANYAKKAN BERSEDEKAH
Salah satu perkara yang menyebabkan jiwa sentiasa tertekan dan tidak tenang ialah harta. Orang yang kikir sentiasa disempitkan oleh Allah swt. Hati dan akhlaknya kerana bakhil dengan kurniaan Allah swt.
Dalam keadaan ini, pemberian sedekah hendaklah semata-mata kerana Allah, malah ketika seseorang itu berasa bakhil dan sangat sayang akan hartanya, maka bersedekahlah bagi mendapatkan keberkatan yang lebih.
5. BIJAK MENGURUS
Seseorang itu harus bijak menguruskan masa, kerja, keutamaan dan asset yang ada. Bahkan Allah telah mengingatkan kita tentang beban kerja dan tanggungjawab itu perlulah sepadan dengan kemampuan kita. Kita diajar supaya berdoa ketika melakukan kerja-kerjayang berlebihan yang tidak mampu di tanggung.
6. BERSANGKA BAIK TERHADAP ALLAH SWT
Kita hendaklah berbicara dan berkata positif serta penuh pengharapan kepada Allah swt. Hal ini karena setiap lafaz yang di ucapkan itu adalah doa dan sangkaan kita kepada Allah.
7. TAWAKAL
Berserah diri kepada Allah, iaitu setelah melakukan sesuatu perkara itu diserahkan keputusannya kepada Allah sama ada Berjaya atau tidak.Namunsetelah berusaha sedaya upaya., pasti Allah menilai dengan sebaiknya. Itulah janjinya. Seseorang itu harus menyedari bahwa Allah lah yang mengurniakan rezeki, kekuatan dan keinginan serta tubuh badan yang sehat. Maka sebagai hambanya, kita harus berusaha meneruskan hidup di dunia ini.
Continue Reading...
Sejauh mana seseorang itu mampu menghadapi tekanan tersebut, sebanyak itulah ganjaran pahala yang bakal diperolehinya. Semakin besar tekanan yang di hadapinya, semkain besar nilai pahala disisi Allah swt. Iman juga akan bertambah dan berkurang dengan tekanan-tekanan yang dating dan pergi.
Sekiranya tekanan itu tidak di hadapi dengan baik, maka ianya akan memberikan kesan yang buruk ke atas seseorang sama ada dari segi emosi, rohani seta jasmaninya.
Islam melihat punca tekanan lebih kepada kecelaruan dan kelemahan hati,. Hati yang lemah menyebabkan hubungannya dengan Allah semakin rapuh. Seterusnya kehidupannya akan menjadi sempit kerana tidak dapat menemukan jalan keluar terhadap setiap masalah yang di hadapi. Hati akan merasa bahagia apabila merasa dekat dengan Allah. Sebaliknya, hati juga akan sengsara apabila ia ingkar terhadap hokum Allah dan lalai daripada mengingatinya.
Hati merupakan raja bagi struktur badan manusia. Perkara ini di sebut dalam hadis sahih riwayat Bukhari dalam bab Al-Iman bahwa hala tuju manusia sebenarnya adalah di pandu oleh hati. Oleh itu, amatlah penting untuk kita sentiasa memohon kepada Allah swt ketetapan hati kita agar kita sentiasa berada dalam rahmatnya, baik ketika hidup mahupun mati.
BAGAIMANA MENGHADAPI STRES MENURUT ISLAM.
1. MEMBACA AL-QURAN DAN MENTADABBUR MAKNANYA.
Al-Quran merupakan rahmat bagi sekalian alam. Ia adalah cahaya, hidayah dan penyembuh bagi bagi penyakit sama adahati mahupun fizikal. Dengan mentadabbur al-Quran yakni memahami, mendalami dan menghayati isi kandungannya, maka seseorang itu berupaya menenangkan dan menenteramkan hati, fikiran dan jasmani.
2. MEMPERBANYAKKAN TAUBAT DAN ISTIGHFAR
Bertakafur mengenang dosa, merenung segaa nikmat yang Allah berikan kepada kita.
3. TAQARRUB
Mendekatkan diri krpada Allah, mematuhi segala perintahnya dan menjauhui segala larangannya. Cara mendekatkan diri kepada Allah ialah;
Qiamullail: bangun pada tengah malam dengan meninggalkan segala kenikmatan tidur untuk menyembah Allah. Seseorang yang bangun tengah malam semata-mata untuk mengingati Allah, dengan susah payahnyaberwudhuk dan bersolat, maka hatinya akan menjadi tenang dan jasmaninya akan menjadi kuat.
Banyakan berzikir: Mengingati Allah sama ada dengan perkataan, perbuatan dan niat yang dilakukan semata-mata kerana Allah swt. Allah berfirman:” Bukankah dengan mengingati Allah itu, hati-hati kan menjadi tenang.”
4. BANYAKKAN BERSEDEKAH
Salah satu perkara yang menyebabkan jiwa sentiasa tertekan dan tidak tenang ialah harta. Orang yang kikir sentiasa disempitkan oleh Allah swt. Hati dan akhlaknya kerana bakhil dengan kurniaan Allah swt.
Dalam keadaan ini, pemberian sedekah hendaklah semata-mata kerana Allah, malah ketika seseorang itu berasa bakhil dan sangat sayang akan hartanya, maka bersedekahlah bagi mendapatkan keberkatan yang lebih.
5. BIJAK MENGURUS
Seseorang itu harus bijak menguruskan masa, kerja, keutamaan dan asset yang ada. Bahkan Allah telah mengingatkan kita tentang beban kerja dan tanggungjawab itu perlulah sepadan dengan kemampuan kita. Kita diajar supaya berdoa ketika melakukan kerja-kerjayang berlebihan yang tidak mampu di tanggung.
6. BERSANGKA BAIK TERHADAP ALLAH SWT
Kita hendaklah berbicara dan berkata positif serta penuh pengharapan kepada Allah swt. Hal ini karena setiap lafaz yang di ucapkan itu adalah doa dan sangkaan kita kepada Allah.
7. TAWAKAL
Berserah diri kepada Allah, iaitu setelah melakukan sesuatu perkara itu diserahkan keputusannya kepada Allah sama ada Berjaya atau tidak.Namunsetelah berusaha sedaya upaya., pasti Allah menilai dengan sebaiknya. Itulah janjinya. Seseorang itu harus menyedari bahwa Allah lah yang mengurniakan rezeki, kekuatan dan keinginan serta tubuh badan yang sehat. Maka sebagai hambanya, kita harus berusaha meneruskan hidup di dunia ini.
Ikhlas Dalam Bekerja
Ikhlas matlamat agung
Jiwa muda yang penuh idealistik terutama di kalangan pemuda pemudi yang mempunyai kesadaran sering mencoba kretivitas baru untuk mengadakan program bagi manfaat pelajar lain.
Hal itu merupakan suatu yang positif. Namun sebesar mana program yang dibuat dan setinggi mana objektif program yang coba di capai tetap tidak dapat setinggi untuk mencapai ikhlas di sissi Allah SWt. Ikhlas adalah suatu syarat untuk mendapatkan redha Allah. Redha Allah adalah matlamat agung orang yang beriman.
Ketahuilah wahai jiwa, suatu perkara yang seolah-olah nampak islami, tetapi sebenarnya terputus hubungan nya dengan Allah, ditolak oleh Allah dan pelaku-pelakunya diseksa Allah SWT. Satu hadis Abu Hurairah r.a wajar kita renungkan.
Syahid yang mengharap gelaran
Perkara pertama yang akan di putuskan di hari kiamat ialah orang yang mati syahid. Maka di hadapkan dan di tanyakan beberapa nikmat Allah kepadanya. Setelah di akui banyaknya nikmat Allah, maka ditanya “Apakah perbuatanmu terhadap nikmat itu?” jawabnya: “Saya telah berjuang untukmu sehingga mati syahid.” Jawab Allah; “Dusta! Karena engkau bejuang supaya dikenali sebagai pahlawan dan dirimu telahpun terkenal demikian.” Kemudian dia pun di seret kedalam neraka.
Membaca al-Quran Untuk mendapat Gelar
Begitu juga seorang pelajar yang telah pandai al-quran serta mengajarkan al-Quran. Allah maha mengetahui tidak akan menerima semua amalannya dan mengatakan amalan nya itu bertujuan untuk terkenal sebagai Qari. Kemudian di seret mukanya kedalam neraka.
Hartawan yang mengharapkan gelar dermawan
Seotang hartawan yang suka berderma tatkala hidupnya juga di campak kedalam neraka. Ini karena amalannya terputus hubungannya dengan Allah dan bertujuan untuk di kenali sebagai dermawan.
Duhai jiwa
Tidak cukupkah hadis ini cukup untuk menggentarkanmu? Sedangkan seorang yang mati syahid, qari dan dermawan pun di campak ke neraka lantaran riya yang mengganggu ikhlas, apa lagi pula kita? Sudahlah sedikit pula amalan, bercampur baur pula dengan karat mazmumah. Biarpun hidup kita dekat dengan islam, namun bersihkah engkau wahai hati?
Sumpah iblis
Firman Allah yang bermaksud “iblis berkata;”ya tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku ini sesat, pasti aku akan menjadikan memandang baik ( perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hambamu yang mukhlis antara mereka” Allah berfirman; Ini adalah jalan yang lurus, kewajiban akulah yang menjaganya. Sesungguhnayhamba-hambaku tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka, kecuali orang yang mengikutimu, iaitu orang-orang yang sesat” (surah al-Hijr:39-42)
Dalam menafsirkan ayat ini, Sayid Qutb menulis “ Sesungguhnya hamba-hambaku yang ikhlas untukku, maka tidak ada kuasa bagimu (syaitan) untuk menguasai mereka, tidak mampu mempengaruhi mereka, tidak mereka memandang indah terhadap perbuatan maksiat karena mereka dalam satu penjagaan kukuh dari gangguanmu, karena jalan masukmu kedalam diri mereka terkunci. Mereka dalah orang-orang yang mengantungkan pandangan mereka kepada Allah dan fitrah mereka berhubungan rapat dengan alllah swt. (Fi zhilalil quran, juz ix, hal. 2142)
Persiapan hati.
Persediakan hati perlukan proses tarbiyah tersusun bermula dengan tazkiyatun nafs ( membersihakn jiwa) dan mualajatul uyub ( mengikis keaiban diri) mujahadah yang di tuntut amatlah perit dan bukan sedikit. Ia tidak boleh di ambil mudah! Hanya dengan dorongan iman dari hati yang dip roses untuk dekat dengan Allah akan memampukan seseorang melakukan setiap apa yang diperintahkan oleh Allah swt serta menjauhi larangannnya secara menyeluruh . inilah hakikat perhambaan sebenarnya dan hakikat pengabdian diri ini kanalahir apabila jelas hubungan hati dengan Allah swt.
Contohi keikhlasan generasi awal. Hayatilah bagaimana dekatnya para rasul dan sahabat dengan Allah swt dalam setiap detiakn nadi mereka. Setiap nilai hidup dari sekecil-kecil perkara sehingga sebesar-besar perkara perlu di hubungkan kepada matlamat mencari keredhaan Allah agar ia sebati dalam jiwa dan lahir pula dalam tingkah laku. Mereka cintakan islam yang KAFFAH (menyeluruh). Kiata bagaimana? Bukan sekadar system pentadbiran yang perlu islami tetapi system diri kita juga perlu islami merangkumi hati, amalan seta pemikiran. Berkata Hassan al-Hudaibi: “ tertegaknya Islam dalam diri, nescaya tertegaklah islam di muka bumi.” Wahai diri, bagaimanakah praktikalnya?
Kuatkan hubungan dengan Allah
Kekuatan hubungan dengan Allah sajalah yang menjadi tenaga penggerak hati, rasa , pemikiran dan sakhsiah diri sejajar dengan syariat islam. Ini lah rahsia sebenar kekuatan yang akan mencorakan seseorang dengan corak Allah SWT (sibghatallah)walaupun di tempat sunyi ataupun dii khayalak ramai., gelap atau terang susah atau senang setiap ketika, di mana saja. Ini lah proses didikan yang di lakukan oleh Rasulullah kepada para sahabat sehingga dikenali sebagai generasi Quran yang unik.
Prinsip Utama.
Iman mereka di iktiraf oleh Allah swt. Dan apa yang wajar kita contohi ialah keimanan mereka. Cara mereka berhubung dengan Allah dan Rasulnya, keyakinan mereka cara berfikir dan tingkah laku mereka. Hakikat ini perlu di rasai untuk mengikuti jejak langkah mereka. Sekiranya mereka menerima hakikat dekat dengan Allah sebagai titik tolak mereka dalam melaksanakan Ubudiyyah (pengabdian) kepada Allah (iaitu orang yang menegakan islam dalam diri dan di muka bumi). Maka kita juga mesti menerima hakikat ini sebagai satu prinsip yang utama.
Hakikat ini harus dirasai agar setiap rasa, pemikiran dan tingkah laku kita selaras dengan Kehendak Allah Swt, jernih dengan fikrah islam yang di bawa oleh Rasulullah saw. Itulah generasi al-Quran yang unik.
Oh hati, kenapa ruhiyyah ini gersang? Adakah aku jauh dari Allah? Aduhai…hati sebeginikah yang akan membawa orang mengenali Allah? Bersihkanlah wahai hati! Ikhlaskanlah niat semata-mata untuk redha Allah SWT.
Adakah Perubahan
Sudah hampir masanya untuk menutupi tirai tahun 2009 dan sudah bertukarnya tahun 1430 hijriyyah kepada 1431 hijriyyah, seiring perubahan yang berlaku, begitu banyak peristiwa yang terjadi tanpa mengira ruang dan waktu, masa berjalan bagaikan pedang yang menghayun tiada perasaan, merasakan setahun yang tiada terasa. Tahun baru kian menjelma, adakah dengan perubahan tahun ini, kita akan mengalami perubahan! atau tetap seperti tahun-tahun yang lalu? Adakah perubahan?
Inilah di antara persoalan penting dalam menilai diri kita sejauh mana kita akan berubah dalam menjalani kehidupan kita sehari-hari. Masihkah kita ingin berada di tempat lama tanpa menginjak ke tempat baru. Kita masih ingin meneruskan perjuangan. Akan tetapi, adakah perjuangan kita hanya menggunakan perancangan yang sama? Tentu tidak bukan? Jika perancangan masih tetap sama, tidak di "update", maka banyak kelemahan akan dijumpai jika kita mentelitinya kembali. Ibarat antivirus, jika tidak di update, maka akan terjadilah kelemahan sistem yang menyebabkan virus-virus yang tidak kita ingini masuk ke dalam sistem komputer kita.
Sudah pastinya, kita sering mendengar tentang kisah-kisah nabi junjungan kita, Muhammad SAW, yang mana kebanyakkan umat islam pasti tahu tentang peristiwa hijrah Nabi SAW. Mengapakah Rasulullah SAW berhijrah ke Madinah, adakah beliau tidak mampu menentang kaum kafir Quraisy? Atau baginda melarikan diri kerana tertekan? Tentu tidak bukan? Kerana hijrah ini adalah perintah dari Allah SWT, Kita lihat kehidupan baginda bersama sahabat-sahabatnya di Mekah dan Madinah. Jauh berbeza dengan kehidupan di Mekah,. Pastinya jika mereka tidak berhijrah, pasti islam tidak akan berkembang dan malah, akan hilang tanpa peneraju seterusnya.
Telah dinyatakan dalam hadis tentang hijrah: Dari Amirul Mu'minin, Abi Hafs Umar bin Al Khottob radiallahuanhu, dia berkata: Saya mendengar Rasulullah bersabda : Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan.
(Riwayat dua imam hadis, Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Al Mughirah bin Bardizbah Al Bukhori dan Abu Al Husain, Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al Qusyairi An Naishaburi dan kedua kitab Shahihnya yang merupakan kitab yang paling shahih yang pernah dikarang).
Hadis di atas telah menguatkan erti perubahan atau hijrah yang di tuntut dalam islam. Jika kita lihat pada di awal sabda nabi SAW, "Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung pada niatnya.", Jadi di sini, menyatakan perubahan itu bermula dari dalam diri. Kerana, tiada siapa yang boleh mengubah diri kita melainkan diri kita sendiri sebagai makhluk yang mempunyai akal. Allah juga telah berfirman, " Tidaklah aku mengubah sesuatu kaum melainkan dia mengubah dirinya sendiri." Siapa lagi kita mahu ubah diri kita melainkan diri kita,. Jatuh bangunnya, malas rajinnya dan meniti lembah kejayaan dan kehancuran adalah atas diri sendiri, bukan orang lain.
Meskipun begitu, semuanya berpunca dari hati. Hati ibarat sang Raja yang memerintah negaranya. dan Negara itu ibarat anggota tubuh badan kita. apabila hati itu baik, maka baiklah seluruh anggota badannya, jika sebaliknya, maka banyak tercadi kehancuran pada tubuh badannya. Yang saya maksudkan di sini adalah, perilaku atau perbuatannya dalam menggunakan anggota pada badannya. Sifat Mazmumah pasti menjadi sifatnya dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk mendidik hati, kita perlulah mendidiknya dengan tarbiyyah, dan dengan kesabaran. Untuk menuju kepada perubahan, mestilah dengan bertahap. Yang mana ada kelemahan dalam diri kita, itu yang kita perbaiki. Dengan syarat, bertahap. Perubahan itu mestilah di sertai dengan lonjakan kesedaran hati, yang mana dengan lonjakan itu, kita yakin kita pasti berubah. Tetapi dengan mengungkapkan kalimah, "Insya Allah" kerana Allah telah berfirman dalam surah al-Kahfi ayat 23 dan 24 yang bermaksud:
"Dan janganlah sekali-kali kamu mengatakan terhadap sesuatu itu " Aku pasti melakukannya itu pada besok pagi". Kecuali dengan mengatakan "Insya Allah". dan Ingatlah Tuhanmu apabila engkau lupa dan katakanlah, "Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepadaku agar aku lebih dekat kebenarannya daripada ini."
Di lihat dari konteks ayat ini, Allah telah mengajarkan kita supaya berkata atau apabila lupa dan lalai:
"Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepadaku agar aku lebih dekat kebenarannya daripada ini."
Jadi peubahan itu seiring dengan bertambahnya ilmu, jika kita sedar apa itu tujuan hidup, erti hidup dan untuk apa kita hidup, maka, maka pasti kita kan menyedari hakikat sebenar penciptaan kita. Berubahlah menjadi seorang mukmin,. Berubahlah jika anda seorang yang mahu menjadi muslim. Bangkitlah dari lenamu. Allah masih kan bersamamu.
By:
Hafizul Hakimi
Jurusan Aqidah Dan Filsafat,
Fakultas Ushuluddin
IAIN ar-Raniry
http://hafizulhakimi.blogspot.com
Continue Reading...
Inilah di antara persoalan penting dalam menilai diri kita sejauh mana kita akan berubah dalam menjalani kehidupan kita sehari-hari. Masihkah kita ingin berada di tempat lama tanpa menginjak ke tempat baru. Kita masih ingin meneruskan perjuangan. Akan tetapi, adakah perjuangan kita hanya menggunakan perancangan yang sama? Tentu tidak bukan? Jika perancangan masih tetap sama, tidak di "update", maka banyak kelemahan akan dijumpai jika kita mentelitinya kembali. Ibarat antivirus, jika tidak di update, maka akan terjadilah kelemahan sistem yang menyebabkan virus-virus yang tidak kita ingini masuk ke dalam sistem komputer kita.
Sudah pastinya, kita sering mendengar tentang kisah-kisah nabi junjungan kita, Muhammad SAW, yang mana kebanyakkan umat islam pasti tahu tentang peristiwa hijrah Nabi SAW. Mengapakah Rasulullah SAW berhijrah ke Madinah, adakah beliau tidak mampu menentang kaum kafir Quraisy? Atau baginda melarikan diri kerana tertekan? Tentu tidak bukan? Kerana hijrah ini adalah perintah dari Allah SWT, Kita lihat kehidupan baginda bersama sahabat-sahabatnya di Mekah dan Madinah. Jauh berbeza dengan kehidupan di Mekah,. Pastinya jika mereka tidak berhijrah, pasti islam tidak akan berkembang dan malah, akan hilang tanpa peneraju seterusnya.
Telah dinyatakan dalam hadis tentang hijrah: Dari Amirul Mu'minin, Abi Hafs Umar bin Al Khottob radiallahuanhu, dia berkata: Saya mendengar Rasulullah bersabda : Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan.
(Riwayat dua imam hadis, Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Al Mughirah bin Bardizbah Al Bukhori dan Abu Al Husain, Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al Qusyairi An Naishaburi dan kedua kitab Shahihnya yang merupakan kitab yang paling shahih yang pernah dikarang).
Hadis di atas telah menguatkan erti perubahan atau hijrah yang di tuntut dalam islam. Jika kita lihat pada di awal sabda nabi SAW, "Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung pada niatnya.", Jadi di sini, menyatakan perubahan itu bermula dari dalam diri. Kerana, tiada siapa yang boleh mengubah diri kita melainkan diri kita sendiri sebagai makhluk yang mempunyai akal. Allah juga telah berfirman, " Tidaklah aku mengubah sesuatu kaum melainkan dia mengubah dirinya sendiri." Siapa lagi kita mahu ubah diri kita melainkan diri kita,. Jatuh bangunnya, malas rajinnya dan meniti lembah kejayaan dan kehancuran adalah atas diri sendiri, bukan orang lain.
Meskipun begitu, semuanya berpunca dari hati. Hati ibarat sang Raja yang memerintah negaranya. dan Negara itu ibarat anggota tubuh badan kita. apabila hati itu baik, maka baiklah seluruh anggota badannya, jika sebaliknya, maka banyak tercadi kehancuran pada tubuh badannya. Yang saya maksudkan di sini adalah, perilaku atau perbuatannya dalam menggunakan anggota pada badannya. Sifat Mazmumah pasti menjadi sifatnya dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk mendidik hati, kita perlulah mendidiknya dengan tarbiyyah, dan dengan kesabaran. Untuk menuju kepada perubahan, mestilah dengan bertahap. Yang mana ada kelemahan dalam diri kita, itu yang kita perbaiki. Dengan syarat, bertahap. Perubahan itu mestilah di sertai dengan lonjakan kesedaran hati, yang mana dengan lonjakan itu, kita yakin kita pasti berubah. Tetapi dengan mengungkapkan kalimah, "Insya Allah" kerana Allah telah berfirman dalam surah al-Kahfi ayat 23 dan 24 yang bermaksud:
"Dan janganlah sekali-kali kamu mengatakan terhadap sesuatu itu " Aku pasti melakukannya itu pada besok pagi". Kecuali dengan mengatakan "Insya Allah". dan Ingatlah Tuhanmu apabila engkau lupa dan katakanlah, "Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepadaku agar aku lebih dekat kebenarannya daripada ini."
Di lihat dari konteks ayat ini, Allah telah mengajarkan kita supaya berkata atau apabila lupa dan lalai:
"Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepadaku agar aku lebih dekat kebenarannya daripada ini."
Jadi peubahan itu seiring dengan bertambahnya ilmu, jika kita sedar apa itu tujuan hidup, erti hidup dan untuk apa kita hidup, maka, maka pasti kita kan menyedari hakikat sebenar penciptaan kita. Berubahlah menjadi seorang mukmin,. Berubahlah jika anda seorang yang mahu menjadi muslim. Bangkitlah dari lenamu. Allah masih kan bersamamu.
By:
Hafizul Hakimi
Jurusan Aqidah Dan Filsafat,
Fakultas Ushuluddin
IAIN ar-Raniry
http://hafizulhakimi.blogspot.com
Langganan:
Postingan (Atom)